Buku "Bumi Siliwangi untuk Negeri"

Setelah selama 1 tahun para peserta SM-3T 2011 dan 2012 mengabdi di daerah 3T, kami dari IKA SM-3T UPI berinisiatif untuk membuat sebuah buku yang berisi cerita pengalaman para peserta.

Teachers as Patriots, A Tribute to Winda and Geugeut

Winda dan Geugeut adalah rekan seperjuangan kami di Program Sarjana Mendidik di daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM3T) 2012 yang meninggal dunia.

Muridku ini Memang Tidak Mahir Menghitung dan Menghapal, Tapi Dia…

Dia sangat sangat tidak bisa menghapal, cukup sulit menulis, dan sedikit tidak nyambung.

Sejarah Pembentukan Ikatan Keluarga Alumni SM-3T UPI

Sebelum melaksanakan PPG, pada tanggal 26-27 Januari 2013 bertempat di gedung University Centre (UC) UPI para alumni SM-3T angkatan pertama telah sepakat membentuk IKA SM-3T UPI.

Profil IKA SM-3T

Kepengurusan IKA SM-3T UPI

Selasa, 10 September 2013

Profil IKA SM-3T

Peserta SM-3T Angkatan 1
Profil IKA SM-3T UPI

Tanggal Berdiri
:
27 Januari 2013
Visi
:
Terwujudnya Alumni SM-3T UPI yang profesional  untuk membangun kebersamaan dan kemajuan dalam dunia pendidikan sebagai bagian dari generasi emas Indonesia.
Misi
:
1.      Membangun jejaring alumni SM-3T UPI yang kuat.
2.      Mewujudkan sumberdaya alumni yang mandiri dan membanggakan.
3.      Berkontribusi dalam memajukan dunia pendidikan di Indonesia.
Twitter
:
@SM3T_UPI
Facebook
:
SM-3T UPI
Ketua
:
Samiaji Sapto Wibowo, S.Pd (Penedidikan Geografi)
Sekertaris
:
Nur Azizah, S.Pd (Pendidikan Ilkom)
Bendahara
:
Endah Oktavia, S.Pd (PGSD)
Anggota
:
M. Ramdhan, S.Pd (P. Kimia)

Dyah Oktriyani, S.Pd (P. Kepelatihan Olahraga)
Astika Widiastuti, S.Pd (P, Ekonomi)
Asri Nirmala, S.Pd (PGSD)
Kartika Ratnaningsih, S.Pd (PKN)
Avep Ahmad M. , S.Pd (P. Fisika)
Kartika Ratnasari, S.Pd (P. Fisika)
Delih Rusman, S.Pd (PGSD)
Asti Kurnia Puri, S.Pd (PGSD)
Arriza Surya Pratiwi, S.Pd (PGSD)
Novia Nur Hidayah, S.Pd (PGSD)
Suharsih, S.Pd (PGSD)
Erni Kusmiati, S.Pd (PGSD)
Muhammad Wildan, S.Pd (P. Bahasa Indonesia)
Shanty Rahayu Kusumawardani, S.Pd (P.Biologi)
Figian Dienea Rolla, S.Pd (P. Kepelatihan Olahraga)
Hadi Dwi Antara, S.Pd (P. Kepelatihan Olahraga)
Nisa Fahliarahman, S.Pd (P.Kimia)
Deni M Ikbal, S.Pd (P. Kimia)
Yeni Nurhaeni, S.Pd (P. Matematika)
Yudi Permana, S.Pd (PGSD)
Sukma Lelana, S.Pd (PGSD)
Sarsimah Eftivia, S.Pd (PGSD)
Dewi Sri Mulyati , S.Pd (PGSD)
Tono Sukardi, S.Pd (PGSD)
Wina Tursina, S.Pd (PGSD)
Suharyadi, S.Pd (P. Kimia)
Umyati, S.Pd (P. Matematika)
Aristya Prastiwi, S.Pd (P. Kimia)
Tomy Aditia, S.Pd (PGSD)
Asep Saepul Ulum, S.Pd (PGSD)
Fitri Nuur Alimah, S.Pd (P. Bahasa Indonesia)
Udan Miharja, S.Pd (PGSD)
Mulyana Nur, S.Pd (PKN)
M. Efry Milandiska, S.Pd (P. Kepelatihan Olahraga)
Hendra Hidayat, S.Pd (PGSD)
Dewi Yuniasari, S.Pd (PGSD)
Ridwan Abdul Goni, S.Pd (PGSD)
Dziky Iskandar, S.Pd (PGSD)
Tarsono, S.Pd (PGSD)
Zafar Sidik Permana, S.Pd (PKN)
Ayu Fitri, S.Pd (PGSD)
Siti Nuratikah, S.Pd (PGSD)
Inkam Siti Fuadah, S.Pd (P. Matematika)
Risna Puspitasari, S.Pd (P.Matematika)
Frisca Riana Ritonga, S.Pd (PGSD)
Ujang Kusnadi, S.Pd (PGSD)
Hylda Nadia, S.Pd (PGSD)
Nata Surya, S.Pd (PGSD)
Budi Nurdiansyah, S.Pd (P.Matematika)
Melta Susani, S.Pd (P. Geografi)
Ahmad Triyono, S.Pd (PGSD)
Cici Nurhayati, S.Pd (PGSD)
Tika Yuliani, S.Pd (PGSD)
Widyawati, S.Pd (PGSD)
Maya Umayah, S.Pd (P. Ekonomi)
Suma Rustian, S.Pd (P. Fisika)
Asep Novandi, S.Pd (P. Kimia)
Nurfaizal Hamzah, S.Pd (P. Matematika)
Reni Septiani, S.Pd (P. Fisika)
Nayudin Hanif, S.Pd (P.Kimia)
Endah Setiarini, S.Pd (P. Ekonomi)
Susan Rahayu, S.Pd (P. Biologi)
Keterangan:
Yang berwarna merah: bertugas di Kupang NTT
Yang berwarna hitam: bertugas di Aceh Timur

Sejarah Pembentukan Ikatan Keluarga Alumni SM-3T UPI

            Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM-3T) merupakan bagian dari program Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia yang diliuncurkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dengan tujuan untuk mempercepat pembangunan pendidikan di daerah 3T.  Program SM-3T diluncurkan pertama kali pada akhir tahun 2011 dengan menunjuk 12 LPTK sebagai pelaksana progaram SM-3T ini. Pada angkatan pertama, jumlah peserta yang mengikuti program ini berjumlah 2.479 dengan daerah sasaran meliputi provinsi Aceh, Nusa Tenggara Timur dan Papua.
            Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung merupakan salah satu LPTK yang ditunjuk oleh Dikti sebagai pelaksana kegiatan progaram SM-3T. Pada angkatan pertama jumlah peserta yang mengikuti program ini berjumlah 66 peserta. Seluruh peserta terbagi kedalam 2 (dua) daerah sasaran yaitu Kabupaten Aceh Timur (37 peserta) dan Kabupaten Kupang (29 peserta). Penugasan 66 peserta angkatan pertama telah selesai pada bulan Oktober 2012 lalu, yang kemudian akan melaksanakan kuliah Program Profesi Guru (PPG) pada akhir bulan Februari 2013 yang tersebar di 4 (empat) LPTK yaitu UPI, UNY, UNJ dan UNP.
            Sebelum melaksanakan PPG, pada tanggal 26-27 Januari 2013 bertempat di gedung University Centre (UC) UPI para alumni SM-3T angkatan pertama telah sepakat membentuk IKA SM-3T UPI. Dengan dihadiri oleh bapak Ahmad Kustiwa, S.Pd dari divisi P2JK, seluruh alumni SM-3T telah sepakat menunjuk saudara Samiaji Sapto Wibowo, S.Pd (P.Geografi) sebagai Ketua, Nur Azizah, S.Pd (P. Ilkom) sebagai Sekertaris dan Endah Oktavia, S.Pd (PGSD) sebagai Bendahara.

            Dengan telah terbentuknya IKA SM-3T UPI ini diharapkan, para alumni SM-3T UPI dapat menjaga silaturhmi antara peserta dengan peserta maupun peserta dan pihak UPI sendiri selaku LPTK penyelenggara SM-3T. Selain itu dengan adanya IKA SM-3T ini diharapkan peminat program SM-3T khususnya dari UPI dapat meningkat dan memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan di Indonesia.

Foto Dokumentasi Musyawarah:




Muridku ini Memang Tidak Mahir Menghitung dan Menghapal, Tapi Dia…

Dialah muridku,  Ali Hasimi namanya.







Gambar 1. Ali Hasimi

Dia sangat  sangat tidak bisa menghapal, cukup sulit menulis, dan sedikit tidak nyambung. Bayangkan, misalnya pelajaran B.Inggris, saya suruh mereka mengisi titik-titik dengan hanya memilih is, am, atau are. Akan tetapi dia malah mengisinya dengan we, they, she, he.

Saya menganggap dia maaf, bodoh. Namun saya cukup tersentak ketika saya mengajar mereka menggambar. Saya pancing siswa untuk menggambar dari bentuk awal yang saya beri. kemudian setiap siswa harus berpikir kreatif jadi apa bentuk awal tersebut. Dan WAW, dia sangat kreatif dan berbakat menggambar. Inilah gambar kreatif dia yang berhasil saya abadikan.
Gambar 2. Huruf D jadi sebuah telinga gajah


Gambar 3. Huruf a jadi seekor burung

Gambar 4. angka 3 jadi sebuah sayap burung


Dialah muridku, Syahmuddin namanya.




Gambar 5. Syahmuddin

Soal hitungan tidak mahir, hapalan entahlah. Tapi, imajinasinya WAW. Begitu sangat kreatif otak kanannya bekerja. Ini gambarnya.
  Gambar 6. Simbol sigma jadi traktor

 Gambar 7. Huruf W jadi mulut Naga

 Gambar 8. Angka 2 jadi sebuah motor

Gambar 9. Angka 7 jadi sebuah kaca mobil

Hampir semua guru mengatakan mereka bodoh, tapi semenjak itu pikiran saya berubah. Tidak lho, mereka tidak bodoh. mereka hebat, sangat hebat. Coba saja, bagaimana jika guru-guru tersebut disuruh untuk menggambar seperti di atas? Belum tentu bisa bukan? Apakah lantas murid dapat mengatakan gurunya bodoh? Tidak kan?

Semenjak inilah, saya sadar bahwa tugas guru salah satunya adalah menuntun anak muridnya menemukan bakat, potensi, serta keinginannya. tidak melulu seseorang sukses harena hapalan dan hitungan. setiap murid memiliki caranya sendiri sendiri untuk sukses.

Dan, ayo nak berimajinasi seceria mungkin :D


Penulis Nur Azizah  (Pend.Ilmu Komputer, SM-3T Kabupaten Aceh Timur)
Sumber: http://phinueisal.wordpress.com/2012/10/10/muridku-ini-memang-tidak-mahir-hitung-hapal-tapi-dia/



Teachers as Patriots, A Tribute to Winda and Geugeut

This is an opportunity to tribute Winda and Geugeut as teachers who touched our hearts is now lost, as they have both passed away, but we have thought of them often and each deserved to be called patriots. We recognize the great sacrifices that they have made for the nation. Hopefully this writing will immortalize them and give them the recognition, honor and respect they deserve.
Winda dan Geugeut adalah rekan seperjuangan kami di Program Sarjana Mendidik di daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM3T) 2012 yang meninggal dunia. Mereka ditugaskan sebagai guru SMPN 2 Simpang Jernih di Desa Melidi, Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur.
Pada Senin petang, 26 November 2012 sebuah boat yang mereka tumpangi tenggelam di kawasan Batu Katak. Mereka baru saja kembali dari kota Langsa karena ada pertemuan rutin SM3T yang diikuti hari sebelumnya. Pada saat itu, kondisi arus sungai memang sedang deras. Langit terlihat cerah namun beberapa hari sebelumnya kawasan itu terjadi hujan. Karena musibah ini, seluruh jajaran Kementerian Pendidikan RI merasakan duka yang mendalam.

"Mereka adalah pahlawan yang gugur dalam menjalankan tugas suci untuk pendidikan di Indonesia," (Kemendikbud RI)

Winda dan Geugeut sudah dinobatkan sebagai pahlawan pendidikan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Kami sebagai rekan seperjuangan mereka merasa sangat bangga. Mereka adalah guru yang memiliki sikap patriotisme yang tinggi. Sesuai dengan salah satu tujuan program SM3T yang telah dirumuskan Kementrian yaitu membentuk guru yang bersikap profesional, cinta tanah air, bela negara, peduli, empati, terampil memecahkan masalah pendidikan, dan bertanggung jawab terhadap kemajuan bangsa.

Sebelum berangkat, Winda dan rekan-rekannya sempat berfoto untuk mengabadikan momen tersebut. Dalam foto mereka terlihat ceria. Ketika boat yang mereka tumpangi sudah jalan, salah seorang dari mereka juga sempat mengambil foto. Dalam foto terlihat air sungai yang kecokelatan dan di depan mereka terdapat hutan. Berikut foto-fotonya.

I thought she looked like President Lincoln, who always seemed to us to have a very kind face. I wonder if she ever knew how much of an impact she had. God bless you Winda…
Tidak seperti di kota-kota besar seperti Jakarta yang memiliki banyak jalan tol, jalan layang atau yang baru-baru ini akan dibangun monorel, di Kabupaten Aceh Timur, satu-satunya akses yang paling bagus untuk sampai ke Simpang Jernih adalah menempuh jalur sungai yang dibutuhkan waktu sekitar enam jam.
Perjalanan menuju Kecamatan Simpang Jernih

  “Mari kita maju bersama mencerdaskan Indonesia menjadi sarjana mendidik bangsa. Menujulah yang terdepan, gapai mereka yang terluar, jangkaulah mimpi-mimpi yang tertinggal demi terwujudnya generasi emas Indonesia”

Potongan lagu Maju Bersama yang dibuat dirjen dikti tersebut selalu ada di benak Winda dan Geugeut. Sehingga hal inilah yang membuat mereka tetap semangat dalam menjalankan tugas walaupun dengan keadaan minim fasilitas. Mereka menunjukan semangat yang luar biasa semata-mata untuk tujuan mewujudkan generasi emas Indonesia yaitu siswa-siswi yang berada di pedalaman sana.


Winda Yulia berasal dari Ciamis, Jawa Barat. Ia lahir pada 27 Juli 1990 silam. Winda merupakan alumni UPI Jurusan Pendidikan Matematika. Di kampus Winda tercatat sebagai mahasiswa yang berprestasi, ia pernah meraih Honorable Mention ON MIPA-PT bidang Matematika. Ia juga pernah mendapatkan Juara 3 OSN PTI Tingkat Provinsi Jawa Barat pada tahun 2011. Guru muda tersebut juga pernah mendapat Juara 3 Olimpiade Sains Teknologi Nasional 2011. Dengan prestasi tersebut, Winda ingin ilmunya berguna bagi bangsa Indonesia, salah satu cara untuk mewujudkannya adalah dengan mengikuti program SM3T.




Geugeut Zaludiosanusa Anafi lahir pada 23 Januari 1988 di Bandung, Jawa Barat. Ia adalah guru olahraga lulusan kampus UPI. Saya masih ingat sehari sebelum musibah itu, malamnya semua peserta SM3T tidur dalam satu ruangan yang disediakan disdik (tentunya laki-laki dan perempuan terpisah). Kebetulan saya tidur bersebelahan dengan Geugeut, sebelum kami berdua terlelap dia sempat bercerita, berbagi pengalaman di tempat tugasnya yang hampir dua bulan itu. Ia bercerita begitu minimnya fasilitas hidup disana. Sulitnya transportasi, sedikitnya air bersih, dan jauhnya membeli bahan makanan. Sampai-sampai untuk makan saja harus mencari sayuran yang tersedia alami di hutan dan memancing ikan di sungai. Keadaan ini sangat jauh berbeda dengan tempat tiinggal asalnya di Bandung yang sudah memiliki fasilitas umum yang cukup baik. Diapun bercerita pernah sakit selama tiga hari karena kakinya terinfeksi kotoran babi. Namun keadaan tersebut tidak membuatnya putus asa, saya menemukan keyakinan dimatanya bahwa ia tetap mau menjalankan tugas sebagai guru SM3T disana. Setelah mendengarkan pengalaman Geugeut, semangatnya yang besar inilah yang membuat saya kagum padanya.

“Tatap langit biru jangan ragu melangkah, jangan biarkan rasa takut hati meraja,
Tanam semangat pastikan mental membaja, tak pernah ada kata terlambat,
Tak akan ada ruang malas yang akan menghambat, selagi ada mau serta giat,
Saling berbagi berbalut dalam kasih, buka harapan pasti, rangkul yang tertatih,
Dengan senyuman ulurkan tanganmu, mereka damba kesempatan yang sama..
Melewati tantangan, onak duri rintangan dan halangan,
Tak patahkan semangat, tetap berangkat, walau tanpa jalan pintas, pelan mermbat,
Yang bisa kita buat, bisa kita lakukan, saat buah tangan kita bersama disatukan, tumbuhkan kesadaran dan siap untuk lakukan,
Pacu mereka, bekali, dan mampukan, bukalah hati, pikiran dan perasaan,
Topang mimpi mereka agar tak terpatahkan, masa depan bangsapun cerah terasa,
Perkuat generasi muda agar gagah perkasa.
Bukalah hatimu untuk mereka, tunjukanlah kasihmu, tunjukan harapan,
Karena hari depan di tangan mereka. Bersama-sama kita bangun masa depan bangsa Indonesia.”

Potongan lirik lagu berjudul “Bukalah Hati” yang dibuat Saykoji ini mengingatkan saya bahwa semangat lagu tersebut sama besarnya dengan semangat Winda dan Geugeut.
We will never forget Winda and Geugeut. We hope we can meet them in the "afterlife" life. They were gifted teachers and they taught us about struggle. We found them to be great teachers and friends. They were really inspiring example to us. They were always supportive and encouraging.  And we remember how they encouraged us to think for education development. They have since passed away and they were indeed positive influences on our mind and on our soul.
Winda and Geugeut, we all love and miss you so much, it is not fair that we had to lose such wonderful people. Now we are trying really hard to continue your struggle. We know you are in a better place. Rest In Peace. 
Penulis: A. Burhanudin, S.Pd